Dalam memperoleh kekayaan dari saham ada dua metode yang berseberangan, yaitu sebagai trader dan long term investor. Sebagai trader, Anda akan sering melakukan jual beli, mungkin saja Anda membeli pada pagi hari dan menjual pada sore lalu memperoleh untung. Sebagai long term investor, Anda akan membeli perusahaan yang bagus dan menyimpannya untuk waktu yang lama atau berbulan-bulan dan membiarkan waktu yang berjalan menaikan harga saham Anda.
Sebagai seorang long term investor, saya akan memberitahu 10 alasan mengapa Anda perlu menjadi long term investor. Saya tidak akan meminta Anda menjadi long term investor jika Anda sudah menjadi seorang trader. Mengapa? Karena berkat trader dunia saham menjadi lebih berwarna. Jika semua adalah long term investor, bagaimana kita dapat membeli suatu saham yang murah karena tidak ada lagi trader panik yang menjual sahamnya dengan murah. Ok, berikut adalah 10 alasannya:
1. Salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet berinvestasi jangka panjang. Jika kita tidak meniru apa yang dilakukan Warren Buffet, siapa lagi yang akan kita tiru? Trader tidak akan menjadi seperti Warren Buffet karena jika Anda mempunyai uang yang sangat besar, ketika Anda melakukan penjualan atau pembelian saham, maka harga akan bergerak. Jika Anda hanya ingin menjadi milioner maka Anda bisa memilih menjadi trader, tapi jika Anda ingin lebih dari itu, Anda perlu menjadi long term investor.
2. Menjadi trader berarti Anda perlu menebak arah harga dalam jangka pendek. Mungkin saja Anda mengira harga akan naik besok lalu membeli pada pagi hari dengan niat menjual pada esok hari. Dalam benak Anda mungkin berpikir “Lumayan untung 1% dalam 1 hari”. Namun dalam jangka pendek sangat sulit menebak harga. Bisa saja ada berita-berita baru yang akan menggerakkan pasar pada saat kita tidur, akibatnya pada esok harinya harga akan turun.
3. Semakin lama waktu investasi Anda, maka semakin tinggi probabilitas Anda menang. Berdasarkan buku "Day Trading for Dummies" 80 % trader harian gagal. Trader harian adalah trader yang membeli dan menjual pada hari yang sama. Kemungkinan kaya dari long term investor lebih besar. Menurut schwab.com (broker terkemuka di Amerika) semakin lama Anda memegang investasi Anda, semakin kecil kemungkinan Anda menderita rugi. Bahkan jika Anda berinvestasi pada index S&P 500 (index acuan saham di Amerika) selama 20 tahun, tidak ada dalam sejarahnya Anda mengalami kerugian.
4. Dari poin ke dua dan ke tiga diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa investasi jangka panjang memiliki resiko yang lebih kecil karena Anda terhindar dari kesalahan menebak harga dalam jangka pendek.
5. Sebagai trader yang jangka investasinya pendek, berarti Anda akan mengalami tingkat stress yang lebih tinggi di bandingkan investor jangka panjang. Misalnya ketika pasar sedang buruk dan kerugian Anda sudah lumayan banyak, Anda mungkin akan sulit tidur dan terus berpikir bagaimana kalau besok turun lagi. Ketika bursa saham di negara lain telah buka dan mengalami penurunan yang tajam, Anda mungkin akan deg-degan. Bagi investor jangka panjang, hal seperti ini tidak menggangu mereka dan bahkan membuat mereka senang, karena berarti mereka dapat membeli diharga murah. Untuk lebih berhasil dalam investasi Anda dalam jangka panjang, Anda harus selalu menambah investasi Anda secara berkala misalnya tiap bulan setelah mendapat gaji. Jadikan pekerjaan dan bisnis Anda sebagai sumber untuk investasi Anda, misalnya dengan menyisihkan 20% dari gaji untuk pembelian saham tiap bulannya.
6. Seorang trader yang sering melakukan transaksi jual beli akan membayar biaya transaksi yang besar tanpa ia sadari. Jika setiap transaksi jual-beli Anda membayar fee 0.5% dari transaksi yang dilakukan dan dalam satu bulan ada 10 kali transaksi maka setidaknya Anda sudah hilang 5% dari transaksi yang Anda lakukan. Jangan lupa broker Anda pasti senang kalau Anda semakin banyak transaksi. Semakin banyak transaksi maka semakin besar pemasukan mereka. Kadang mereka memberikan rekomendasi saham untuk membantu Anda mengambil keputusan menjual dan membeli saham tertentu. Tebak apa untungnya bagi mereka?
7. Jika Anda seorang trader yang sering melihat chart maka Anda akan kehilangan banyak waktu. Bayangkan jika dalam satu hari Anda melihat chart 1 jam, maka dalam seminggu Anda kehilangan waktu 5 jam, dan dalam sebulan kehilangan waktu 20 jam. 20 jam tersebut bisa Anda gunakan untuk mengembangkan bisnis sehingga hasilnya bisa Anda gunakan untuk membeli saham. 20 jam juga waktu yang lumayan banyak untuk bermain dengan anak Anda.
8. Ada satu kalimat Lo Kheng Hong (investor jangka panjang yang terkenal di Indonesia dan sering dijuluki Warren Buffetnya Indonesia) yang saya ingat. “Kalau trading, dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham jangka panjang, dapat uangnya besar”. Misalnya Anda telah memegang suatu saham selama satu minggu yang dalam suatu hari naik 10%. Anda mengambil keputusan untuk menjual. Lumayan 10% dalam 1 minggu. Tapi ternyata setelah Anda jual saham tersebut masih naik terus hingga 100% dalam 2 bulan. Tentu sakit rasanya kehilangan 90% dalam 2 bulan.
9. Menjadi trader berarti Anda membiarkan diri Anda terbujuk menjadi seorang penjudi, karena dalam jangka pendek tidak ada yang bisa menebak arah harga. Ketika seorang penjudi kalah beruntun, ia dapat membuat keputusan yang salah sehingga memperparah kerugiannya. Menjadi trader lebih sulit karena Anda perlu mengontrol emosi Anda.
10. Dengan berinvestasi jangka panjang Anda akan terhindar dari kesalahan-kesalahan besar. Misalnya ketika pasar sedang suram dan harga saham yang kita miliki sedang turun 5%, kita mengambil keputusan untuk menjual agar terhindar dari kerugian yang lebih besar. Ternyata keesokan harinya muncul berita sangat baik sehingga harga saham tersebut naik 10% dan hari-hari berikutnya harga saham tersebut naik terus. Anda hanya bisa melihat dari jauh karena masih takut untuk membeli kembali. Atau misalnya Anda kesal saham yang Anda pegang selama dua bulan tidak naik-naik ternyata setelah Anda jual, keesokan harinya langsung naik 20% setelah ada keluar laporan keuangan yang baik. Anda pernah mengalami hal tersebut?
Source: wealthindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here...