Gambar yang dikenal dengan sebutan air mata ikan lumba-lumba ini diambil pada tanggal 20 Mei tahun lalu ketika populasi Yangtze menderita dari kekeringan yang sangat serius. Kedalaman air di Tian Ezhou Yangtze Dolphin Nature Reserve, satu-satunya tempat penanganan ikan lumba-lumba Yangtze di Cina, kurang dari 3 meter dan di beberapa tempat lain bahkan kurang dari 2 meter yang tentunya sangat mengancam kehidupan ikan lumba-lumba yang ada di sana. Di dalam gambar tampak staf dari Institut Hidrobiologi, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina dan Tian Ezhou Yangtze Dolphin Nature Reserve sedang membantu mengevakuasi lumba-lumba tersebut.
"Air mata" dari ikan lumba-lumba tersebut memang bukanlah air mata sungguhan, melainkan semacam cairan sekresi. "Ketika ikan lumba-lumba mendapatkan stimulasi, mereka akan mensekresikan semacam cairan." kata Ding Wang, seorang ahli ikan lumba-lumba air tawar dari Institut Hidrobiologi, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina. Meskipun bukan air mata, tetapi cairan tersebut adalah reaksi dari kecemasan dalam tubuh lumba-lumba. "Kita juga mencemaskan keberadaan mereka." lanjutnya.
Gadis pada gambar di atas adalah seorang pelajar ketika dia mengunjungi Institut Hidrobiologi.
Ikan lumba-lumba Yangtze adalah sub spesies dari keluarga ikan lumba-lumba yang hidup di air tawar. Di Danau Dongting, penduduk sekitar biasa memanggilnya "JiangZhu". Zhu dalam Bahasa Cina berarti piggy, seekor binatang yang merepresentasikan keberuntungan dan kemakmuran untuk orang Cina.
Ikan lumba-lumba Yangtze memiliki senyuman alami di wajah mereka dan mereka adalah salah satu hewan tercerdas di bumi ini, dengan tingkat kecerdasan yang sebanding dengan gorila. Dan mereka sangat bersahabat dengan manusia.
Salah seorang nelayan senior mengatakan bahwa "JiangZhu" adalah teman bermain terbaik saat mereka kecil. Hewan pemalu ini menyukai bermain dengan semprotan di belakang perahu, mungkin terdengar seperti bunyi peluit.
Biasanya, setiap hari ketika nelayan melaut, dua atau tiga ikan lumba-lumba Yangtze akan mengikuti perahu mereka dan bermain gembira. Ketika badai besar akan datang, mereka akan menari di permukaan air untuk mengingatkan para nelayan. Tetapi semua itu sekarang hanyalah legenda.
10 tahun yang lalu, masih terdapat 1200 ekor lumba-lumba Yangtze di Danau Dongting, tahun 2008 angka tersebut turun menjadi 200 ekor. Pada tahun 2009, sebuah investigasi oleh WWF dan Institut Hidrobiologi menyebutkan hanya tersisa kurang dari 150 ekor. Maret 2012 yang lalu tersisa 85 ekor. Dari 3 April sampai dengan 15 April 2012, 12 ekor tewas! Apa langkah selanjutnya?
Para ahli memperkirakan bahwa jika tidak ada tindakan, 73 ekor lumba-lumba Yangtze yang tersisa mungkin meninggal dalam waktu beberapa tahun. Pemerintah setempat seharusnya bertanggung jawab atas fenomena ini dan harus melakukan tindakan serius sebelum spesies yang sangat bersahabat dengan manusia ini punah.
Source: yangtzefinlessporpoise.weebly
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here...