Header

11/26/2011

Feng Nao, The Umbrella Girl


Di tengah hujan badai, seorang gadis berperawakan langsing dengan sukarela memayungi pengemis tua yang cacat hingga setengah dari tubuhnya menjadi basah. Adegan ini tidak hanya terjadi di novel atau drama reality show rekayasa. Baru-baru ini, seorang netizen di Suzhou (Provinsi Jiangsudi Cina Timur) menangkap momen berharga ini dan memotret dengan kamarenya. Foto-foto ini menarik banyak netizen, dengan jumlah hits melebihi 24.000. bahkan dipromosikan ke homepage XiCi. Para netizen satu persatu memberikan pujian pada gadis ini dengan menyebutkan adegan ini sebagai adegan paling indah di tengah-tengah saat hujan lebat itu. Menurut investigasi reporter Express, orang pertama yang memposting foto-foto itu adalah Fengniao, yang mengingat keadaan itu sekaligus mengatakan: “Setelah memegangi payung (untuk sang pengemis tua yang lumpuh) dan sekembalinya dari itu, sesudahnya saya pikir gadis itu menangis.”


Seorang warga Tiongkok bernama Feng Nao adalah contoh nyata perbuatan mulai dan penuh cinta kasih dari seorang gadis cantik. Dalam foto-foto berikut ini menceritakan : Hujan lebat turun secara tiba-tiba. Seorang lelaki tua renta dan lumpuh tidak berdaya bergelut di tengah hujan lebat untuk menyeberang jalan dengan kereta kecilnya.

Ketika itu Feng Nao, seorang gadis cantik yang sedang membawa payung bergegas berlari di dalam hujan lebat untuk memberi perlindungan dan menjaga orang tua itu. Walaupun ternyata payung itu tidak cukup untuk melindungi diri orang tua itu dari basah akibat hujan lebat, namun gadis itu tetap berada di sisi lelaki tua itu di tengah derasnya curahan air hujan, dan ia manjadi adegan yang paling indah di tengah hujan lebat itu.


Seorang gadis yang menggerakkan hati orang, sebaliknya seorang pria berseragam (dalam lingkaran foto) yang membuat orang marah. Masih ada banyak orang baik, hanya saja kadang-kadang orang yang baik takut menjadi orang baik. Benarkah?
Tidak peduli apapun, yang jelas gadis itu telah berbuat baik dan masih memiliki kebaikan hati, di tengah masyarakat yang cenderung dingin, individualistis, dan serba acuh tak acuh. Gadis itu menunjukkan bagaimana sebuah harapan muncul di manapun dan kapanpun, bahkan di saat hujan badai sekalipun. Apakah hatinya menjadi dingin, sedingin tubuhnya yang dingin karena guyuran derasnya air hujan? Tidak, hatinya masih begitu hangat menyapa, tidak peduli badai menerpa, hatinya tetap hangat.


Kelihatan bahwa hujan lebat yang turun tiba-tiba menyebabkan lelaki tua yag lumpuh kakinya bergerak perlahan-lahan dengan kereta kayu kecilnya. Melihat keadaan ini, Feng Nao sambil memegang payung di tangannya bergegas melindunginya. Tetapi payung itu benar-benar tidak mampu secara keseluruhan melindungi lelaki tua itu dari terpaan hujan lebat.


Terima kasih untuk sebuah kehangatan hati, sebuah tindakan yang semoga dapat membuat hati kita tergerak untuk melihat keadaan sekitar kita.

Source: dhammavijja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here...