Sebuah foto yang menggambarkan seorang pria terjun dari gedung WTC yang terbakar 11 September 10 tahun lalu, masih melekat di benak banyak orang. Saudara kandung pria yang digambarkan di foto tersebut mengenang sang adik dan makna hari itu bagi dirinya sebagai warga Amerika.
Foto ikonik yang menggambarkan seorang pria terjun saat api melalap World Trade Center, 11 September 2011, hasil jepretan kantor berita The Associated Press
Ketika serangan 11 September terjadi di New York, banyak orang yang terperangkap dalam gedung kembar World Trade Center yang tengah dilalap api, memutuskan untuk melompat keluar gedung. Salah satunya terabadikan dalam foto bertajuk "The Falling Man." Tak bisa dipastikan siapa ia sebenarnya, tapi ia diduga bernama Jonathan Briley, seorang teknisi audio yang bekerja di lantai 107 gedung WTC.
Kakak Jonathan, Gwendolyn Briley-Strand adalah seorang seniman teater. "Kebebasan sulit untuk didapat. Harganya mahal," ujar karakternya, Harriet Tubman, pahlawan Amerika yang membantu para budak melarikan diri di abad XIX. Pesan itu pulalah yang ia, Briley-Strand sampaikan sambil mengenang kematian adiknya sepuluh tahun yang lalu.
"Saya dan karakter saya, Harriet, berada dalam jalan yang sama. Kita tidak ingin warga Amerika menganggap remeh kebebasan yang kita miliki," ujar Briley-Strand.
Bagi banyak keluarga korban 11 September, peringatan 10 tahun ini membawa luka lama. Di seluruh Amerika, berbagai upacara dan renungan digelar, berpusat di Ground Zero atau lokasi serangan 11 September, di mana dulu, menara kembar gedung World Trade Center megah mencakar langit.
Tapi, Gwendolyn mengaku telah menerima kenyataan dan berharap adiknya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan. "Siapa saya untuk mempertanyakan kenapa Tuhan tidak menangkapnya dan membiarkan ia (Jonathan) jatuh?" tutur Briley-Strand.
Jonathan Briley bukan satu-satunya yang melompat dari menara kembar hari itu. Menurut catatan, tak kurang dari 200 orang melakukan hal yang sama. Dari 2.753 yang meninggal dunia di New York akibat serangan tersebut, baru sekitar 1.630 korban yang dapat diidentifikasi jenazahnya.
Foto ikonik yang menggambarkan seorang pria terjun saat api melalap World Trade Center, 11 September 2011, hasil jepretan kantor berita The Associated Press
Ketika serangan 11 September terjadi di New York, banyak orang yang terperangkap dalam gedung kembar World Trade Center yang tengah dilalap api, memutuskan untuk melompat keluar gedung. Salah satunya terabadikan dalam foto bertajuk "The Falling Man." Tak bisa dipastikan siapa ia sebenarnya, tapi ia diduga bernama Jonathan Briley, seorang teknisi audio yang bekerja di lantai 107 gedung WTC.
Kakak Jonathan, Gwendolyn Briley-Strand adalah seorang seniman teater. "Kebebasan sulit untuk didapat. Harganya mahal," ujar karakternya, Harriet Tubman, pahlawan Amerika yang membantu para budak melarikan diri di abad XIX. Pesan itu pulalah yang ia, Briley-Strand sampaikan sambil mengenang kematian adiknya sepuluh tahun yang lalu.
"Saya dan karakter saya, Harriet, berada dalam jalan yang sama. Kita tidak ingin warga Amerika menganggap remeh kebebasan yang kita miliki," ujar Briley-Strand.
Bagi banyak keluarga korban 11 September, peringatan 10 tahun ini membawa luka lama. Di seluruh Amerika, berbagai upacara dan renungan digelar, berpusat di Ground Zero atau lokasi serangan 11 September, di mana dulu, menara kembar gedung World Trade Center megah mencakar langit.
Tapi, Gwendolyn mengaku telah menerima kenyataan dan berharap adiknya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan. "Siapa saya untuk mempertanyakan kenapa Tuhan tidak menangkapnya dan membiarkan ia (Jonathan) jatuh?" tutur Briley-Strand.
Jonathan Briley bukan satu-satunya yang melompat dari menara kembar hari itu. Menurut catatan, tak kurang dari 200 orang melakukan hal yang sama. Dari 2.753 yang meninggal dunia di New York akibat serangan tersebut, baru sekitar 1.630 korban yang dapat diidentifikasi jenazahnya.
Source: voanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here...